Powered By Blogger
Powered By Blogger

Senin, 11 Mei 2015

Makalah Penyehatan Udara

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menjaga kualitas udara merupakan tanggung jawab kita semua. Udara yang bersih akan menciptakan generasi yang sehat dan sebaliknya udara yang kotor akan membangun generasi yang rentan akan penyakit.Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam dekade terakhir. Ekonomi kota yang tumbuh dan telah mendorong urbanisasi merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas udara di perkotaan. Untuk mengetahui kualitas udara perkotaan yang bersumber dari transportasi maka untuk kedua kalinya dilaksanakan Program Evaluasi Udara Perkotaan pada tahun 2008 dan dilakukan di 14 kota Metropolitan dan 2 kota besar.
Pencemaran Udara merupakan salah satu dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh daerah perkotaan. Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam dekade terakhir. Ekonomi kota yang tumbuh dan telah mendorong urbanisasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas udara di perkotaan. Kebutuhan transportasi dan energi meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk, perkembangan kota, dan berubahnya gaya hidup karena meningkatnya pendapatan. Peningkatan konsumsi energi ini meningkatkan pencemaran udara yang pada akhirnya menimbulkan kerugian ekonomi dan meningkatnya biaya kesehatan. Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan sangat ironis apabila ternyata semakin merusak kualitas lingkungan khususnya udara yang semakin kotor dan tidak sehat.
Penduduk Indonesia diprediksi akan meningkat antara tahun 2000 dan 2025 dari sekitar 206 juta menjadi sekitar 274 juta. Rata-rata penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan di pulau Jawa saja mencapai 60 % pada tahun 2020 sementara di tahun 2025 rata-rata penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan di seluruh Indonesia mencapai 59,5 %.
Perubahaan kualitas hidup di perkotaan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menghasilkan dampak negatif. Salah satu dampak negatif adalah meningkatnya pencemaran udara secara signifikan, terutama di perkotaan yang menjadi lokasi pembangunan kawasan perdagangan dan industri. Meningkatnya kegiatan pemindahan barang dan orang dari kawasan industri menyebabkan kemacetan lalu lintas dan meningkatkan konsumsi energi, yang pada gilirannya akan meningkatkan pencemaran udara.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga mendorong perubahan gaya hidup penduduk perkotaan sebagai dampak dari meningkatnya pendapatan. Era 80-an sektor domestik masih merupakan konsumen energi paling tinggi, tetapi seiring dengan berjalannya waktu terlihat peningkatan kebutuhan energi untuk sektor industri dan transportasi.
Sementara tingkat kepadatan lalu lintas di kota-kota metropolitan dan besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan sampai saat ini yang masih menjadi masalah khusus adalah pada upaya pengendalian pencemaran udara dari emisi kendaraan bermotor. Sekitar 70% kontribusi pencemaran udara berasal dari sektor transportasi (JICA, 1997). Saat ini jumlah dan penggunaan kendaraan bermotor bertambah dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 12 % per tahun. Komposisi terbesar adalah sepeda motor.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa permasalahan di antaranya :
1.      Apa manfaat yang diperolah mahluk hidup dengan menjaga kualitas udara…?
Apa sajakah dampak pencemaran udara bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi?
Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara?
Mengapa pertumbuhan ekonomi disebut sebagai salah satu faktor terjadinya pencemaran udara?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penyususnan makalah ini adalah :
Dapat mengetahui manfaat yang diperolah mahluk hidup dengan menjaga kualitas udara.
Mengetahui dampak pencemaran udara bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi.
Dapat mengetahui solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara.
Mengetahui alasan mengapa pertumbuhan ekonomi disebut sebagai salah satu factor terjadinya pencemaran udara.

Manfaat Penulisan
 Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kualitas Udara , Baku Mutu Kualitas Udara , Sumber – Sumber Pencemar Udara, Alat – Alat Pembersih Gas Buang serta Sarana dan Prasarana dalam Pengendalian Kebersihan Udara.


BAB II
PEMBAHASAN
Baku Mutu Kualitas Udara
          Baku mutu udara ambient adalah batas kadar yang diperbolehakan bagi zat atau bahan pencemar yang ada di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh – tumbuhan dan atau benda. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tangal 26 Mei 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional, menyatakan bahwa kadar SO2, NO2, H2S, CO dan PM10 di udara yang memenuhi syarat berturut-turut adalah tidak melebihi dari 900 μg/m3, 400 μg/m3, 30.000 μg/m3, 150 μg/m3. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan Kadar H2 S di udara yang memenuhi syarat adalah tidak melebihi dari 0,02 ppm.
Baku mutu udara ambient di Indonesia ada dalam lampiran PP No.41 tahun 1999 sebagai berikut ini :

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 TAHUN 1999 TANGGAL : 26 MEI 1999
BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL
No.ParameterWaktu PengukuranBaku MutuMetode AnalisisPeralatan1SO21 Jam900 ug/Nm3PararosanilinSpektrofotometer(Sulfur Dioksida)24 Jam365 ug/Nm31 Thn60 ug/Nm32CO1 Jam30.000 ug/Nm3NDIRNDIR Analyzer(Karbon Monoksida)24 Jam10.000 ug/Nm31 Thn-3NO21 Jam400 ug/Nm3SaltzmanSpektrofotometer(Nitrogen Dioksida)24 Jam150 ug/Nm31 Thn100 ug/Nm34O31 Jam235 ug/Nm3ChemiluminescentSpektrofotometer(Oksidan)1 Thn50 ug/Nm35HC3 Jam160 ug/Nm3Flame IonizationGas(Hidro Karbon)Chromatogarfi6PM1024 Jam150 ug/Nm3GravimetricHi – Vol(Partikel < 10 um )PM2,5 (*)24 Jam65 ug/Nm3GravimetricHi – Vol(Partikel < 2,5 um )1 Thn15 ug/Nm3GravimetricHi – Vol7TSP24 Jam230 ug/Nm3GravimetricHi – Vol(Debu)1 Thn90 ug/Nm38Pb24 Jam2 ug/Nm3GravimetricHi – Vol(Timah Hitam)1 Thn1 ug/Nm3EkstraktifPengabuanAAS9.Dustfall30 hari(Debu Jatuh )10 Ton/km2/Bulan
(Pemukiman)GravimetricCannister20 Ton/km2/Bulan(Industri)10Total Fluorides (as F)24 Jam3 ug/Nm3Spesific IonImpinger atau90 hari0,5 ug/Nm3ElectrodeCountinous Analyzer11.Fluor Indeks30 hari40 u g/100 cm2 dari kertas limed filterColourimetricLimed Filter
Paper12.Khlorine &24 Jam150 ug/Nm3Spesific IonImpinger atauKhlorine DioksidaElectrodeCountinous Analyzer13.Sulphat Indeks30 hari1 mg SO3/100 cm3ColourimetricLeadDari Lead PeroksidaPeroxida Can
Sumber – Sumber Pencemar Udara
Sumber pencemar di udara dapat digolongkan menjadi 2 yaitu kegiatan yang bersifat alami (natural) dan kegiatan antropogenik. Contoh sumber alami adalah akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan, dan lain sebagainya. Sedangkan pencemaran antropogenik banyak dihasilkan dari aktivitas transportasi, industri, rokok,  dari persampahan, baik akibat dekomposisi ataupun pembakaran, dan rumah tangga.
Sumber Alami
Letusan Gunung Berapi
Salah satu gas pencemar yang di hasilkan oleh gunung berapi adalah SOx.
2. Kebakaran Hutan
Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran yang dapat mencemari udara, diantaranya adalah bahan polutan primer, seperti: hidrokarbon dan karbon oksida, karbon dioksida, senyawa sulphur oksida, senyawa nitrogen oksida dan nitrogen dioksida. Adapun polutan berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon yang sangat halus bercampur dengan debu hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
Sumber Antropogenik
Sumber antropogenik ini biasanya berhubungan dengan proses pembakaran berbagai jenis bahan bakar, diantaranya:
Sumber tidak bergerak (stationary source), termasuk asap dari industri manufaktur, hasil pembakaran insinerator, furnace, dan berbagai tipe peralatan pembakaran dengan bahan bakar;
Sumber bergerak (mobile source), termasuk kendaraan bermotor, pesawat, dan/atau kapal laut;
Asap dari penggunaan cat, hair spray, dan jenis pelarut lainnya;
Gas yang dihasilkan dari proses pembuangan akhir di TPA, yang umumnya adalah gas Metan. Gas metan ini memang tidak bersifat racun (toksik), tetapi gas ini termasuk gas yang mudah menyala (flammable) dan dapat membentuk senyawa yang bersifat eksplosive (mudah meledak) jika bereaksi dengan udara.
Militer, seperti senjata nuklir, gas beracun, senjata biologis, maupun roket.

Alat – Alat Pembersih Gas Buang
1)  Filter udara, terbuat dari bahan yang dapat menangkap materi partikulat padat seperti debu, serbuk sari, dan spora dari udara. Filter ini digunakan pada ventilasi ruangan, cerobong pabrik, dan mesin kendaraan bermotor.
2)  Pengendap siklon, yaitu alat pengendap materi partikulat yang ikut dalam gas atau udara buangan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal gas buang yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang realtif berat akan terjatung ke bawah. Ukuran partikulat yang dapat diendapkan antara 5 – 40 mikron.
3)  Filter basah, yaitu bahan penyaring udara yang bekerja dengan cara menyalurkan udara ke dalam fillter kemudian menyemprotkan air ke dalamnya. Saat udara kontak dengan air, partikel padat dan senyawa lain yang larut dalam air akan ikut terbawa air turun ke bagian bawah sedangkan udara bersih dikeluarkan dari filter.
4)  Pengendap sistem gravitasi, alat ini hanya dapat digunakan untuk membersihkan udara yang mengandung partikulat berukuran besar, 50 mikron atau lebih. Cara kerja : mengalirkan udara kotor ke dalam alat yang dapat memperlambat kecepatan gerak udara, sehingga saat terjadi perubahan kecepatan, materi partikulat akan jatuh dan terkumpul di bagian bawah akibat gaya gravitasi.
5)  Pengendap elektrostatik, yaitu alat pembersih udara yang mengguanakan elektroda arus DC. Cara kerja : udara kotor disalurkan ke dalam alat dan elektroda akan menyebabkan materi partikulat dalam udara mengalami ionisasi. Ion-ion dalam gas buang tersebut akan tertarik ke bawah, sedangkan udara bersih akan keluar. Alat ini dapat membersihkan udara dalam jumlah besar.





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pencemaran Udara merupakan salah satu dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh daerah perkotaan. Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam dekade terakhir.
Pencemaran udara dibedakan menjadi pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemaran primer adalah pencemaran yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah salah satu contoh dari pencemaran udara primer karena merupakan hasil dari pembakaran. Pencemaran sekunder adalah pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah salah satu contoh dari pencemaran udara sekunder.

Saran
  Saran yang dapat diberikan pada makalah ini yaitu agar proses pencemaran udara bisa dikurangi baik itu dari sumber-sumber pencemar udara maupun dapat lebih diperbaiki sarana dan prasarana dalam upaya pengendalian kebersihan udara.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar