Mata Kuliah : SIKK
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png)
MAKALAH
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Disusun Oleh :
AGUS
PO.7.13.221.13.1.049
TINGKAT III. B
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.III
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Penyakit Akibat Kerja.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah SIKK (Sanitasi Industri dan
Keselamatan Kerja).
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Makassar,23 September 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Daftar Isi ...................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan
masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan
................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan
A. Penyakit
Akibat Kerja ....................................................................... 3
B. Penyebab
Penyakit Akibat Kerja ...................................................... 3
C. Macam-Macam
Penyakit di Udara .................................................... 3
D. Faktor-Faktor
Penyebab Penyakit akibat Kerja ................................ 6
E. Pencegahan
Penyakit Akibat Kerja ................................................... 7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
........................................................................................ 9
B. Saran
.................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan
peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan,
pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau
bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah
dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena
sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja
perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas,
maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami
penyakit akibat kerja serta mencegah
penyakit yang disebabkan saat kerja guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja.
C. Tujuan
Untuk
memberikan informasi kepada pembaca agar lebih mengerti tentang penyakit yang
diakibatkan kerja dan dapat mengurangi korban kecelakaan kerja guna
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyakit Akibat Kerja
Sebuah hal yang subtansi dari
kehidupan kita adalah pentingnya pekerjaan, karena dengan bekerja kita dapat
menghidupi kehidupan kita secara jasmani, namun kadang dengan pekerjaan membuat
seluruh organ-organ tubuh jenuh dengan aktifitas yang sering kita lakukan.
Sehingga organ tubuh mengalami sutu hal yang membuat kita merasa sakit, untuk
memahami lebih dalam kami akan mendefinisikan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan.
Penyakit akibat kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun
lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang
artifisual atau man made disease.
B. Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Tedapat beberapa penyebab PAK yang
umu terjadi di tempat kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan
penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
1.
Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan
udara, vibrasi, penerangan
2.
Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu,
uap, gas, larutan, kabut
3.
Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, Dll
4.
Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja,
beban kerja
5.
Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja,
tuntutan pekerjaan, Dll
C. Macam-Macam Penyakit Di Udara
Pencemaran udara oleh partikel dapat
disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat pula disebabkan karena ulah
manusisa, lewat kegiuatan industry dan teknologi. Partikel yang mencenari udara
banyak macam dan jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri
dan teknologi yang ada. Partikel-partikel udara sangat merugikan kesehatan
manusia. Pada umunyaudara yang tercemar oleh partikel dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap didalam paru-paru. Penyakit Pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk ataub terhisap kedalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit Pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industry dan teknologi, yaitu silikosis, asbestosis, bisinosisi, antrakosis, dan beriliosis.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap didalam paru-paru. Penyakit Pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk ataub terhisap kedalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit Pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industry dan teknologi, yaitu silikosis, asbestosis, bisinosisi, antrakosis, dan beriliosis.
1.
Penyakit Silikosis
Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu
silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian
mengendap. Debu silica bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja,
keramik, pengecoran beton , bengkel yang mengerjakan besi (mengikir,
menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juga banyak terdapat
di tempat penampang besi, tima putih dan tambang batu bara. Pemakaian
batu bara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkam debu silica bebas SiO2.
Pada saat dibakar, debu silica akan keluar dan terdispersi ke udara
bersama-sama dengan partikel yang lainya, seperti debu alumunia, oksida besi
dan karbon dalam bentuk debu. Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh
debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan
longkungan yamg ketat sebab penyakit silikosis belum ada obatnya yang tepat.
2.
Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah
campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium
silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan
asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.
Debu asbes yang terhirup ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak
nafas dan batuk-batuk yang disertai dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan
tampak besar/melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak
debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan
kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan
lingkungan agar jangan mengakibatkan asbestosis ini.
3.
Penyakit Bisnosis
Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu
kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru-paru.
Pencemaran ini dapat dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil,
perusahaan atau pergudangan kapas. Masa inkubasi penyakit bisnosis cukup lama,
yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisnosis ini berupa sesak
nafas, terasa berat pada dada, terutama peda hari senin (yaitu hari awal kerja
pada setiap minggu). Pada bisnosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit
tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin
juga disertai dengan emphysema.
4.
Penyakit Antrakosis
Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
debu batu bara, penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang
batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara,
seperti pengumpa batuabara pada tanur besi, lokomotif (stoker), dan juga pada
kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga
Uap berbahan bakar batubara. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu:
penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantrakosis, dan penyakit
tuberkolosilkoantrakosis.
5.
Penyakit Beriliosis
Udara yang
tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida,
sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saliran
pernafasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan
nasoparingtis, bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit
demam, batuk kering, dan sesak nafas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada
pekreja-pekerja industry yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga,
pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio, dan juga pada
pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
D. Faktor - Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
1. Faktor Fisik
·
Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
·
Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan
Hyperpireksi, Miliaria, Heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke
·
Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat
menyebabkan katarak
·
Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
·
Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan
gangguan terhadat sel tubuh manusia
·
Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
·
Getaran menyebabkan Reynaud’s Desiase, ganguan
metabolisme, Polineurutis
2. Faktor Kimia
·
Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara,
hasil samping(produk), sisa produksi atau bahan buangan
·
Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel
·
Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan,
saluran pencerrnaan, kulit dan mukosa
·
Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis
·
Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif,
asphyxia, keracunan sistematik, kanker, kerusakan kelainan janin.
3. Faktor
Biologi
·
Viral Desiases: rabies, hepatitis
·
Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis,
TBC, Tetanus
·
Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis
4. Faktor
Ergonomi/Fisiologi
·
Akibat cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lingkungan
kerja yang salah, dan kontruksi yang salah
·
Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot,
deformirtas tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan kecelakaan
5. Faktor
Psikologi
·
Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan
kerja komunikasi, keqmanan), type kwerja (monoton, berulang-ulang, kerja
berlebihan, kerja kurang, kerja shif, dan terpencil)
·
Manifestasinya berupa stress
E. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Inilah
beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
1.
Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur
2.
Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak
terjadi lebih lanjut
3.
Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi
luka yng berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bkerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bkerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
a)
Pencegahan Pimer – Healt Promotion
·
Perilaku kesehatan
·
Faktor bahaya di tempat kerja
·
Perilaku kerja yang baik
·
Olahraga
·
Gizi
b)
Pencegahan Skunder – Specifict Protection
·
Pengendalian melalui perundang-undangan
·
Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn
jam kerja
·
Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat
pelindung diri (APD)
·
Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c)
Pencegahan Tersier
·
Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
·
Pemeriksaan kesehatan berkala
·
Pemeriksaan lingkungan secara berkala
·
Surveilans
·
Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
·
Pengendalian segera ditempat kerja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai
suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja.
Peran tenaga
kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui
pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang
meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan
penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Indonesia.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Indonesia.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Poerwanto,
Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.
Silalahi,
Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.
Suma'mur .1991. Higene perusahaan
dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung
Suma'mur
.1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985
Sumber Lain :
http://alfa1995.blogspot.co.id/2012/09/makalah-tentang-anemia-apalastik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar